Home » » Pagi Seberang Trotoar

Pagi Seberang Trotoar

Pagi ini mentari sedikit sayu terhalang awan hitam. Motor dan mobil ramai berlalu lalang. Dari kejahuan terlihat seorang anak berkaos putih lusuh berkalung kain mengelap kening dengan lengan kirinya. kedua tangannya memegang obeng dan sebotol oli. Bengkel hari ini begitu ramai.

Disisi lain bengkel tersebut terlihat seorang bertipi hitam berkaos lengan panjang kuning sedang menunduk membaca koran harian. Dibacanya dengan tenang kata demi kata yang tertulis dihadapannya. Tiba-tiba saja dia bangkit dari tempat duduknya dan berlari menuju ke arah barat. 
"ada apa? kemana?"
Ternyata naluri sosialnya bangkit ketika melihat gadis bellia terjatuh dari motornya tepat di perempatan samping bengkel tempat ia membaca koran.

Suara motor memenuhi telinga. Seorang pegawai negri sipil mondar-mandir membawa amplop coklat di kantor seberang bengkel. Dengan sepeda bebek dan sragam kebanggaannya dia nampak linglung mencari penghuni kantor. Nampaknya sebuah Surat yang ia bawa. Pencariannyapun terhenti ketika seorang ibu paruh baya keluar dari kantor menyambut pegawai tersebut. Senyumpun mulai mengembang dari pengantar surat itu. Tak perlu waktu lama langsung tancap gas keluar dari pelataran kantor.

Angin berhembus tak terarah. Seorang berkaos merah berkumis tipis nampak bingung menata koleksi benderanya. Nampaknya sepanjang pagi ini belum ada yang terjual satupun. Dengan penuh harap ia meletakkan kepala sambil berbaring di atas trotoar. Sisi taman trotoarpun jadi bantal tidur.

Seorang bertopi hitam berkaos lengan panjang kuning beranjak dari tempat duduknya. Sambil sesekali melihat jam tangannya ia nampak resah. Sepertinya kesabaranya mulai terkikis. Sesekali ia berjalan mendekat sepeda motor yang masih dalam proses perbaikan.
"Berapa lama lagi nak?" tanya si bapak pada petugas bengkel
Bapak itupun kembali ke tempat asalnya.  Masih saja dipandanginya jam di lingkar lengannya.

Lalu lintas mulai senggang. mentaripun beranjak naik mulai mengusik dingin sisa-sisa selimut semalam. Dari arah timur teriakan dan nyanyian memecah suasana. Pusat perhatian mulai terpusat pada sumber suara. Ternyata segerombol pemuda serba merah putih serempak elangkah dan bersuara. Tim Pasukan Pengibar Bendera(PASKIBRA) melintas menjadi pusat perhatian. Dengan gagah melintas pelan mengarah ke barat. Sepertinya lelah tak terlihat dari raut wajah mereka.

 Jalanan kembali ramai. nampaknya jam istirahat sudah tiba. Dengan berat hati harus meninggalkan tempat ini. Seoarang anak pekerja bengkel, Pegawai pengantar surat, Penjual bendera, pelanggan bengkel, gadis pertigaan, Tim PASKIBRA, angin, mentari dan segala elemen-elemen lainnya, Terima Kasih


0 komentar:

Post a Comment

sponsored

Popular Posts