Home » » Pengantar Minum Racun

Pengantar Minum Racun

Langkahku kembali terhenti. Kali ini tepat di sudut kota tak berpenghuni. Jakarta, pikirku ketika ku lihat tugu berdiri menantang cakrawala. Dengan angkuh dan nampak sombong berdiri diantara gubuk-gubuk jerami. Batinku mulai kalut, "dimana ini?."

Beberapa langkah berjalan pikiranku tambah kacau. Entah apa yang terjadi semakin kulangkahkan kakiku pencitraan mataku benar-benar berubah. Tiba-tiba saja aku sudah berdiri dikerumunan orang. Kulihat wajah-wajah penuh peluh menatapku tajam. Mereka tampak bagai harimau lapar yang haus akan daging segar. "Dimana ini?".

Kembali ku langkahkan kaki menuyusuri lorong penuh mata harimau. Beberapa langkah berjalan jiwaku terhentak. Kerumunan orang tiba-tiba saja enyah tak berjejak. Pencitraanpun berubah. Kali ini benar-benar gelap. Hanya sependar cahaya yang nampak dari kejauhan. "Dimana ini?".

Perlahan tapi pasti kurapatkan langkah menuju sumber cahaya. Ternyata hanya sebuah lilin tinggal separo beralalaskan kertas lusuh bertuliskan "akulah aku". Pertanyaanku kali ini bertambah, siapa aku? Kenapa harus aku?. Pertanyaan-pertanyaan mulai mengerubungi sel otakku.

Entah apa yang terjadi tiba-tiba saja mataku tertutup. Otakku menuju tetha melalui betha dan akhirnya gelap benar-benar gelap.


0 komentar:

Post a Comment

sponsored

Popular Posts